\

Protein dan Ginjal Anda – Hubungan Sebenarnya (Bagian 1)

Protein dan Ginjal Anda – Hubungan Sebenarnya (Bagian 1)
Januari 21, 2022 fitnessindonesia
Diet Protein

Beberapa bulan yang lalu, saya post sebuah blog yang berbicara mengenai “diet berprotein tinggi”, yang sebenarnya bersifat relatif, karena setiap orang memiliki definisi yang berbeda-beda. Apa yang menurut anda merupakan diet berprotein tinggi mungkin menurut saya justru rendah pada protein. Karena itu, didefinisikan di post tersebut bahwa diet berportein tinggi adalah diet yang 70% total kalori hariannya berasal dari protein. Perdebatan berikutnya adalah, apakah diet protein tinggi sehat? Dengan definisi seperti itu, tentu saja tidak sehat. Namun, dengan definisi tersebut, kemungkinannya 99% bahwa diet anda bukanlah diet berprotein tinggi. Walaupun begitu, masih banyak juga masalah yang dikaitkan dengan peningkatan konsumsi protein, seperti jerawat dan asam urat. Lagi-lagi, protein dituding bersalah secara tidak adil.

Pada blog post kali ini, kita akan memfokuskan diri kita pada masalah yang juga sering dikaitkan dengan peningkatan konsumsi protein, masalah yang lebih vital dari jerawat dan asam urat, yaitu masalah kesehatan ginjal. Banyak orang mengkaitkan peningkatan konsumsi protein dengan kerusakan ginjal yang semakin cepat. Teori dasar mereka adalah bahwa konsumsi protein yang tinggi akan memaksa ginjal bekerja lebih berat untuk membuang semua kelebihan nitrogen pada tubuh anda. Kelebihan nitrogen dalam tubuh akan berakibat pada kadar urea terlalu tinggi, yang bersifat toxic dan merupakan salah satu penyebab utama dari masalah asam urat. Untuk itu, ginjal anda akan bekerja lebih berat dalam membuang semua kelebihan nitrogen pada tubuh anda dalam bentuk urea pada air kencing anda.

Namun, apakah teori tersebut cukup untuk mendukung bahwa peningkatan konsumsi protein akan berakibat buruk bagi ginjal anda? Mari kita simak bersama.

Teori “Protein Merusak Ginjal”

Anggapan bahwa konsumsi protein tinggi menyebabkan gangguan ginjal kronis berawal mula di tahun 90-an, ketika Dr. Barry Brenner mengeluarkan beberapa research paper yang menghubungkan konsumsi protein tinggi dengan efek negative pada penyakit ginjal. Singkatnya, dia menyatakan bahwa konsumsi protein tinggi meningkatkan kecepatan filtrasi oleh ginjal, yang diartikan sebagai indikasi bahwa ginjal bekerja lebih berat, dan akhirnya, berakibat pada gangguan ginjal.(1)

Baca Juga  Cara Ampuh Bagi Wanita Untuk Mengecilkan Paha

Kesalahan Teori Brenner

Yang kurang tepat dari penelitian ini adalah Dr. Brenner hanya menggunakan data dari subjek penelitian (hewan dan manusia) yang sebelumnya sudah memiliki gangguan ginjal. Dari data yang dia peroleh, dia meng-generalisasi-kan hasilnya ke semua orang, termasuk mereka yang memiliki fungsi ginjal yang baik. Di sisi lain, berulang kali, teori ini gagal dibuktikan pada individu tanpa masalah ginjal. Memang konsumsi protein tinggi meningkatkan ukuran dan berat ginjal serta kecepatan filtrasi pada ginjal, tapi semua hal ini merupakan proses adaptasi ginjal yang normal, tanpa efek negatif.(2)

Jika anda pikirkan, adaptasi seperti ini juga terjadi pada otot anda jika anda latihan bebandengan rutin, atau pada jantung anda jika anda latihan kardio dengan rutin, dan apakah pembesaran otot/jantung membawa efek negatif? Jika kita mampu menganggap bahwa pembesaran otot merupakan proses adaptasi yang biasa, tidak adil rasanya jika kita tidak bisa menerima bahwa pembesaran ginjal merupakan proses adaptasi yang normal.

Diet Protein

LeBron James Konsumsi Minimal 250gr Protein/Hari

Tidak mengulangi kesalahan yang sama dari Dr. Brenner, hasil adaptasi tanpa efek negatif ini sudah terbukti berulang kali pada penelitian dan percobaan yang berbeda (3)(4), dengan subjek tes yang bervariasi, termasuk atlit, orang lansia, dan kaum obese. Namun perlu anda ketahui bahwa maksimal konsumsi protein yang digunakan dalam percobaan adalah 250 gram sehari, walaupun konsumsi lebih dari jumlah tersebut merupakan hal umum oleh para atlit tanpa tanda-tanda efek negatif pada ginjal. Sementara di kalangan para binaraga, gagal ginjal merupakan sesuatu yang umum. Namun, hal ini bukan disebabkan oleh konsumsi protein mereka yang tinggi, melainkan karena penggunaan steroid anabolik (5).

Jadi jelas disini bahwa konsumsi protein tinggi pada diet berprotein tinggi tidak akan berefek negatif pada ginjal anda, asalkan anda memiliki fungsi ginjal yang normal. Lalu bagaimana dengan mereka yang sudah memiliki kelainan/penyakit ginjal? Berapa batas protein yang bisa mereka konsumsi? Jawabannya di blog post berikutnya.

Baca Juga  5 Prinsip Dasar dan Mutlak Mencapai Bentuk dan Berat Badan Ideal Anda

PS: Agar anda tidak kelewatan tips dan info-info diet dan gaya hidup sehat lainnya, pastikan anda subscribe ke newsletter Fitness Indonesia dengan mengisi nama dan email anda di kotak yang tersedia di sisi kanan layar komputer anda. Tak ketinggalan, dengan subscribe diri anda, anda mendapatkan kesempatan untuk menggunakan promosi-promosi eksklusif dari Fitness Indonesia khusus untuk para subscriber.

Untuk program diet yang aman, tepat, mendetail dan dijamin berhasil, segera daftarkan diri anda ke salah satu program gym atau program online kami. Sementara untuk suplemen diet Pharmaceutical Grade yang efektif dan dijamin aman, silahkan lihat katalog suplemen kami.

PPS: Artikel ini berguna untuk anda? Anda mempelajari info baru dari artikel ini? Jika iya, saya mohon agar anda share artikel ini di akun twitter atau facebook anda! Pastikan teman dan keluarga anda juga mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan info baru dari artikel ini.

Salam,

 

Coach Tobias (@CoachTobiasIndo)

 

Referensi:

(1) Brenner BM, Meyer TW, Hostetter TH. Dietary protein intake and the progressive nature of kidney disease: the role of hemodynamically mediated glomerular injury in the pathogenesis of progressive glomerular sclerosis in aging, renal ablation, and intrinsic renal disease. N Engl J Med. 1982 Sep 9;307(11):652-9

(2) Skov AR, Toubro S, Bülow J, Krabbe K, Parving HH, Astrup A. Changes in renal function during weight loss induced by high vs low-protein low-fat diets in overweight subjects. Int J Obes Relat Metab Disord. 1999 Nov;23(11):1170-7

(3) Poortmans JR, Dellalieux O. Do regular high protein diets have potential health risks on kidney function in athletes?. Int J Sports Nutr Exerc Metab. 2000 Mar; 10(1):28-38

(4) Knight EL, et.al. The impact of protein intake on renal function decline in women with normal renal function or mild renal insufficiency. Ann Intern Med. 2003 Mar: 138(6); 460-467

(5) http://www.ironmanmagazine.com/high-protein-and-your-kidneys/

(6) http://www.biolayne.com/uncategorized/biolayne-video-log-4-myths-about-protein/

Comments (0)

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*