Kebanyakan orang, termasuk banyak profesional di bidang kesehatan dan fitness, dan mungkin juga termasuk anda, berpikir bahwa cara mudah melangsingkan badan adalah dengan mengganti semua sumber karbohidrat anda, seperti nasi, roti, mie, dan makanan bertepung atau bergula lainnya dengan buah, yang juga merupakan sumber karbohidrat. Karena kandungan serat dan nutrisinya yang tinggi, dengan makan buah, anda akan menjadi lebih sehat dan merasa kenyang lebih lama. Demikianlah alasan mengapa banyak artikel di website atau majalah merekomendasikan pembacanya untuk mengikuti sebuah diet (pola makan) yang banyak mengkonsumsi buah-buahan. Namun, artikel ini bukanlah salah satunya.
Mengapa? Karena mengkonsumsi buah dalam jumlah tinggi untuk diet justru akan membuat anda rentan dengan kenaikan berat badan! Tidak hanya itu, resiko anda terjangkit penyakit diabetes serta masalah hipertensi juga meningkat!
Jangan salah sangka dulu. Saya tidak mengatakan bahwa buah adalah sesuatu yang buruk bagi kesehatan. Tentu saja tidak. Akan sangat gila untuk menganggap bahwa buah memiliki pengaruh negatif terhadap kesehatan, mengingat kandungan nutrisi dan seratnya sangat tinggi. Namun, seperti yang umumnya terjadi, sebaik apapun sesuatu, apabila berlebihan akan menimbulkan masalah. Beberapa contoh mudahnya adalah tidur atau minum air. Hal yang sama juga berlaku untuk buah. Jadi, walaupun buah itu sangat bagus untuk kesehatan anda, bukan berarti anda bisa mengkonsumsinya dalam jumlah tak terbatas.
Sayangnya, hal itulah yang sering terjadi. Karena begitu banyaknya artikel yang memuji-muji manfaat buah untuk kesehatan (dan mungkin hanya 1 artikel yang menjelaskan bahaya konsumsi buah berlebihan, yaitu artikel ini), banyak orang cenderung berpikir bahwa makan buah dalam jumlah berapapun adalah aman. Padahal, mengkonsumsi buah secara berlebihan untuk diet justru berbahaya bagi kesehatan.
Table of Contents
Buah Sebagai Karbohidrat
Bahaya konsumsi buah berlebih berawal mula dari kandungan karbohidratnya. Tidak seperti sumber karbohidrat umum lainnya seperti nasi dan roti, mayoritas kandungan karbohidrat pada buah adalah fruktosa (nasi dan roti lebih dominan ke arah glukosa). Memang benar, tidak seperti glukosa yang meningkatkan gula darah dengan cepat, fruktosa cenderung meningkatkan gula darah dengan lebih perlahan. Alhasil, anda akan merasa kenyang dalam waktu lebih lama. Sampai sini, memang terdengar bahwa buah berefek positif terhadap berat badan anda.
Yang jarang diketahui orang adalah fruktosa dan glukosa diproses secara berbeda dalam tubuh. Tidak seperti glukosa yang ditangani oleh insulin, fruktosa ditangani oleh liver. Jika berlebihan, liver anda akan mengubahnya menjadi lemak dan kemudian dialirkan melalui darah sebagai trigliserida. Hasilnya, kadar trigliserida pada darah akan meningkat. Peningkatan inilah yang akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada tubuh anda.
Masalah Berikutnya
Peningkatan kadar trigliserida pada darah akan menyebabkan beberapa masalah kesehatan serius seperti:
Peningkatan bahaya diabetes karena kesensitifan sel-sel tubuh anda terhadap insulin akan berkurang. Sel-sel tubuh yang kurang sensitif terhadap insulin adalah akar permasalahan dari diabetes.
Peningkatan kadar lemak dalam tubuh. Konsumsi fruktosa berlebih terbukti akan menurunkan kadar metabolisme tubuh, mengurangi pembakaran lemak dalam tubuh, dan meningkatkan nafsu makan (terutama makanan bergula). Semuanya akan meningkatkan kecenderungan anda menimbun lemak di tubuh anda.
Peningkatan penimbunan kolesterol pada dinding arteri. Trigliserida, apabila bertemu dengan LDL di aliran darah, akan menyebabkan glycation. Hasil dari glycation adalah molekul LDL yang lengket (bayangkan gulali yang lengket). Molekul LDL yang lengket inilah yang cenderung mengendap pada dinding arteri anda (Jadi memang, mengurangi konsumsi kolesterol bukanlah solusi menghindari penyakit jantung).
Jadi Bagaimana?
Lagi-lagi, everything in moderation. Walau buah itu baik untuk kesehatan, bukan berarti kita bisa makan buah seenaknya tanpa batas. Untuk menikmati manfaat buah dengan maksimal tanpa “menikmati” bahaya dari buah tersebut, kita perlu makan buah dalam batas-batas aman.
Umumnya, konsumsi 20-30 gram fruktosa per hari tidak akan membawa dampak-dampak negatif di atas terhadap kesehatan anda. Tentunya, apabila anda aktif mengikuti sebuah program training dengan disiplin, anda diperbolehkan untuk lebih mendekat ke batas atas, yaitu 30 gram. Sementara apabila hidup anda tidak aktif (sedentary), akan lebih aman jika anda lebih mendekat ke arah 20 gram/hari.
Sekali lagi, everything in moderation!
PS: Agar anda tidak kelewatan tips dan info-info diet dan kesehatan lainnya, pastikan anda subscribe ke newsletter Fitness Indonesia dengan mengisi nama dan email anda di kotak yang tersedia di sisi kanan layar komputer anda. Tak ketinggalan, dengan subscribe diri anda, anda mendapatkan kesempatan untuk menggunakan promosi-promosi eksklusif dari Fitness Indonesia khusus untuk para subscriber.
Untuk program kesehatan dan diet yang aman, efektif, sehat, dan terjamin berhasil, segera daftarkan diri anda ke salah satu program gym atau program online kami.
PPS: Artikel ini berguna untuk anda? Anda mempelajari info baru dari artikel ini? Jika iya, saya mohon agar anda share artikel ini di akun twitter atau facebook anda! Pastikan teman dan keluarga anda juga mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan info baru dari artikel ini.
Salam,
Coach Tobias (@CoachTobiasIndo)
Referensi:
(1) Aberti I, et al. Moderate Amounts of Fructose Consumption Impair Insulin Sensitivity in Healthy Young Men: A Randomized Controlled Trial. Diabetes Care, Jan 2013.
(2) Elliot SS, et al. Fructose, Weight Gain, and the Insulin Resistance Syndrome 1, 2, 3. Am J of Clin Nutr, Nov 2002.
(3) Cox C, et al. Consumption of Fructose-Sweetened Beverages for 10 Weeks Reduces Net Fat Oxidation and Energy Expenditure in Overweight/Obese Men and Women. Eur J of Clin Nutr, Sept 2011.
(4) Coate K, et al. Chronic Consumption of a High-Fat/High Fructose Diet Renders the Liver Incapable of Net Hepatic Glucose Uptake. Am J of Physiol, 2010.
(5) Parks E, et al. Dietary Sugars Stimulate Fatty Acid Synthesis in Adults. J of Nutr, 2008.