Di blog post sebelumnya, telah disimpulkan bahwa memang diet rendah karbo, yang sedang sangat populer akhir-akhir ini, bekerja sangat efektif untuk menurunkan berat badan, membakar lemak, dan bahkan untuk mendapatkan perut six pack dalam waktu yang relatif cepat dan singkat. Sayangnya, hasil seperti ini hanya mungkin terjadi pada saat-saat awal seseorang mengikuti diet tersebut. Eksperimen saya membuktikan kedua hal tersebut.
Walaupun demikian, bukan berarti diet rendah karbo harus dihindari. Anda tetap masih bisa memetik keunggulan diet ini tanpa menanggung kerugiannya, asalkan anda tahu kapan dan untuk siapa diet ini akan bekerja? Berikut adalah panduan kapan diet rendah karbo bekerja:
-
Table of Contents
Jika anda memiliki gangguan atau penyakit degeneratif seperti yang terdaftar disini
Beberapa gangguan atau penyakit degeneratif yang umum adalah diabetes, osteoporosis, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, resiko serangan jantung atau stroke. Jika anda memiliki satu atau beberapa gangguan atau penyakit tersebut, membatasi konsumsi karbohidrat, terutama karbo yang starchy atau bertepung seperti produk gandum atau biji-bijian (nasi, roti, pasta, tepung, jagung, kentang, ubi, talas, dan sebagainya), dan beralih ke makanan dengan kadar protein dan lemak sehat tinggi (bukan trans fat), seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan, atau minyak sehat (minyak ikan, minyak olive) akan berdampak positif untuk kesehatan anda. Tenang saja, protein “tinggi” tidak berbahaya bagi ginjal anda seperti yang dikatan banyak orang (termasuk banyak “fitness guru” atau “pakar fitness” di luar sana)
Ditambah lagi, diet rendah karbo juga akan membantu anda mengatasi masalah obesitas anda yang juga merupakan salah satu faktor penting dalam bahaya serangan jantung, stroke, atau diabetes.
-
Jika hidup anda sedentary atau tidak aktif
Pada dasarnya, karbo hanya diperlukan ketika kita melakukan aktifitas fisik yang berat. Otot kita membutuhkan karbo untuk bekerja. Nate Miyaki, juara binaraga natural keturunan Jepang asal Amerika, mendeskripsikannya sebagai berikut:
“Otot itu ibarat mobil dan karbo adalah bensin. Mobil anda tidak membutuhkan bensin jika hanya dibiarkan di garasi sebagai sarang debu. Makan banyak karbo (terutama yang starchy) itu seperti mencoba mengisi tangki bensin sampai penuh dan pada akhirnya, tumpah ke luar. Di tubuh manusia, bensin yang tumpah ini sama halnya seperti penimbunan lemak dan macam-macam efek negatif lainnya, seperti peningkatan kadar triglyceride, kolesterol, dan resiko diabetes”
Jadi, jika anda sedentary atau tidak aktif dan tidak banyak menggunakan otot anda, diet rendah karbo adalah jawabannya.
-
Jika anda wanita
Alasannya serupa dengan nomor 2. Massa otot di tubuh wanita tidak sebanyak pria. Maka itu, secara alami, wanita tidak membutuhkan karbo sebanyak pria. Jadi, diet rendah karbo lebih cocok untuk wanita dibandingkan untuk pria. Hasilnya, wanita mampu memetik hasil yang lebih konsisten dan bertahan lama dari diet rendah karbo dibandingkan dengan pria.
-
Jika waktu anda tidak banyak dan tidak terlalu peduli soal strength, performa olahraga, dan massa otot
Jika anda tidak terlalu peduli soal mempertahankan strength, performa olahraga, atau massa otot anda dan anda harus menghadiri sebuah acara dalam waktu 1-2 bulan mendatang dimana anda ingin mengejutkan teman-teman anda dengan tampil dalam bentuk badan yang jauh berbeda dan lebih ideal dari biasanya, diet rendah karbo adalah solusinya!
-
Jika anda pemula dalam hal latihan/training intensif
Untuk pemula, pola latihan/training mereka pada umumnya belum terlalu intense atau berat sehingga, jika kita kembali ke ibarat mobil dan bensin, mobil mereka belum memerlukan terlalu banyak bensin. Bahkan tidak jarang untuk pemula membentuk otot dengan mengikuti diet rendah karbo.
Jadi, jika anda tergolong dalam 4 kategori di atas, silahkan gunakan diet rendah karbo dan manfaatkan keampuhannya. Namun, pastikan begitu anda tidak lagi tergolong dalam 4 kategori di atas atau tidak lagi mendapatkan hasil dari diet ini, anda cukup terbuka untuk mengubah diet anda secara strategis seperti yang saya lakukan pada diri saya sendiri dan klien-klien saya di Fitness Indonesia.