Akhir-akhir ini, nasi merah sedang naik daun. Sering saya menemukan orang yang sudah rutin mengkonsumsi nasi merah dan menghindari nasi putih. Mungkin, anda termasuk salah satunya. Hal ini tidak mengherankan mengingat begitu banyak artikel dunia fitnes yang mendukung, atau endorse, kebiasaan mengkonsumsi nasi merah untuk menggantikan nasi putih. Kebanyakan mengatakan bahwa mengganti nasi putih menjadi nasi merah adalah langkah sederhana dalam menurunkan berat badan, serta meningkatkan kesehatan. Jadi, tak heran jika popularitas nasi merah, yang tadinya hanya terbatas pada kalangan orang-orang dunia fitnes, seperti orang yang rutin ke gym dan pusat kebugaran, kini mulai merambat ke orang-orang yang sekedar berdiet atau sadar kesehatan. Tapi, apa sih yang membuat nasi merah lebih baik dari nasi putih?
Keunggulan Nasi Merah dari Nasi Putih? Ada?
Nasi merah begitu “dipasarkan” di dunia fitnes sebagai “saudara” lebih baik dari nasi putih, baik dalam hal menurunkan berat badan maupun kesehatan, karena beberapa alasan di bawah. Namun, apakah alasan tersebut masuk akal dan cukup signifikan untuk menempatkan nasi merah di posisi lebih tinggi dari nasi putih? Atau apakah alasan tersebut hanya merupakan argumen belaka dalam menyebarkan sebuah mitos lain di dunia fitnes? Mari kita ulas bersama.
Nasi Merah Lebih Sehat Karena Mengandung Serat Lebih Tinggi?
Betulkah demikian? Dari data yang tersedia di website USDA (Departemen Pertanian Amerika Serikat), dinyatakan bahwa beras merah mengandung 2 gram serat di setiap 100 gramnya (Perlu saya ingatkan bahwa yang dimaksud dengan beras merah disini adalah nasi merah yang sudah matang disini, bukan beras merah mentah, secara beras merah mentah tak mungkin hanya mengandung 23 gram karbohidrat di setiap 100 gramnya)
Di sisi lain, beras putih (nasi putih matang) mengandung 1 gram serat di setiap 100 gramnya. Wah, ternyata nasi merah mengandung 100% serat lebih banyak. Tapi ingat, 100% ini dihitung dari 1 gram serat. Jadi, perbedaannya hanya 1 gram. Apakah itu merupakan perbedaan besar? Tentu saja tidak. Anda tak akan merasa perbedaan apa-apa dengan mengkonsumsi serat 1 gram lebih tinggi(1).
Tapi anehnya, di salah satu portal fitness dan kesehatan Indonesia, tertulis, “Menurut sebuah penelitian, kandungan serat pada beras merah 6 kali lebih tinggi daripada nasi putih biasa”. Dari yang saya tahu, dari data di USDA, dari penelitian yang saya temukan, tidak mungkin nasi merah mengandung serat 6 kali lebih banyak dari nasi putih (mungkin saya saja yang kurang jeli mencari “sebuah penelitian” tersebut atau ini hanyalah pernyataan hiperbolik semata, yang seringkali berujung menjadi mitos)
OK kembali ke nasi merah dan nasi putih.
Nah, sekarang pada umumnya orang makan berapa gram nasi per hari? Mungkin 600-700 gram per hari, dan kemungkinan besar akan lebih rendah untuk orang yang sedang berdiet, khususnya diet rendah karbohidrat, dan berusaha menurunkan berat badan (400-500 gram). Untuk wanita, tentu akan lebih rendah lagi. Jadi, kira-kira serat tambahan yang anda dapatkan dari mengubah nasi putih menjadi nasi merah hanyalah 5 gram. Banyak? Signifikan? Tidak terlalu!
Ditambah lagi, 100 gram nasi merah mengandung karbohidrat dan kalori yang lebih tinggi dari 100 gram nasi putih sehingga batas maksimal konsumsi harian anda tidak bisa setinggi apabila anda mengkonsumsi nasi putih. Akhirnya, mungkin perbedaan konsumsi serat anda jika anda mengganti nasi putih dengan nasih putih hanyalah 4 gram. Signifikan? Nope! Perbedaan konsumsi serat 4-5 gram tak akan membawa banyak perbedaan. Hal ini terlihat dari rekomendasi serat harian yang berjarak 5 gram (25-30gram), yang menunjukkan bahwa perbedaan 5 gram serat tak akan membawa dampak signifikan terhadap perbedaan tubuh.
Jadi singkatnya, teori bahwa nasi merah lebih superior dibandingkan nasi putih yang berdasarkan argumen karena kandungan seratnya yang lebih tinggi (walau tak sampai 6 kali lipatnya seperti yang tertulis di “sebuah penelitian” yang diacu oleh portal fitness dan kesehatan tersebut di atas) adalah teori yang tidak valid, teori yang berpondasi lemah tanpa data scientific yang kuat. Pada akhirnya, faktor serat bukanlah faktor keunggulan nasi merah dibandingkan nasi putih.
Lalu kalau begitu, apa yang membuat nasi merah lebih superior dari nasi putih, terutama dalam hal melangsingkan dan menurunkan berat badan? Argumen kedua dari “superioritas” ini adalah karena nasi merah membuat kita merasa kenyang dengan lebih cepat dan lebih tahan lama. Tapi, dari apakah argumen tersebut valid? Temukan pembahasan dan jawaban lengkapnya di blog post berikutnya! Pastikan anda tidak melewatkannya dengan subscribe nama dan email anda di kotak isian yang telah tersedia di samping kanan layar komputer anda. Sampai blog post berikutnya, silahkan saja kalau mau kembali beralih ke nasi putih, karena sampai saat, superioritas nasi merah masih belum terbukti!