Table of Contents
Redakan Burnout dengan Melakukan Workout
Bagi kamu yang sudah bekerja, tentu pernah merasakan stress akibat tekanan dalam pekerjaan bukan? Ya, tidak dipungkiri bekerja adalah salah satu hal yang sangat menguras tenaga dan juga pikiran. Ketika bekerja, tak hanya fisik, namun mental pun juga harus selalu dijaga kesehatannya. Jika kamu tidak menjaganya dengan baik, bisa jadi kamu akan mengalami burnout syndrome. Namun jangan terlalu khawatir, karena berita baiknya workout yang teratur mampu membantu meredakannya.
Lantas apa itu burnout syndrome, apa yang jadi penyebabnya dan bagaimana tips redakan burnout dengan melakukan workout? Simak ulasannya dibawah ini:
Sekilas tentang Burnout Syndrome
Apa yang dimaksud burnout syndrome? Ini adalah sindrom yang menyerang para pekerja. Menurut WHO, burnout adalah suatu kondisi stress kronis yang diakibatkan oleh tekanan dalam pekerjaan. Biasanya burnout ditandai dengan rasa kesal dengan pekerjaan, rasa lelah serta rasa penuh ketidakpuasan. Kadangkala seorang yang mengalami burnout seakan merasa kehilangan identitas pribadinya.
Sebenarnya burnout tidak termasuk diagnosis medis, namun gangguan yang diakibatkan oleh sindrom ini mampu mempengaruhi kondisi fisik dan psikis. Jika dibiarkan, burnout akan berdampak buruk pada kesehatan karena tak hanya mempengaruhi fisik namun juga emosional. Bahkan pada kasus yang cukup ekstrem, burnout bisa menyebabkan kematian.
Apa yang menjadi penyebabnya? Burnout disebabkan adanya ketidaksesuaian antara seorang pekerja dengan pekerjaannya. Burnout akan muncul ketika seorang pekerja merasa beban kerjanya lebih besar dari kemampuannya. Tekanan dari berbagai pihak akan semakin memperburuk kondisi tersebut.
Apa gejala seorang mengalami burnout? Seorang yang mengalami burnout umumnya memiliki gejala yang sama. Mulai dari rasa bersalah yang terus-terusan muncul, gangguan pada sistem pencernaan, sakit punggung, gangguan tidur, pilek, batuk, depresi, sakit kepala, hingga kelelahan secara emosional.
Apa solusi untuk seorang yang mengalami burnout? Burnout syndrome berbeda dengan depresi. Memang keduanya memiliki gejala yang mirip namun penyebab dari mana masalah itu datang adalah yang membedakannya. Burnout biasanya berasal dari lingkungan pekerjaan, sedangkan depresi bisa berasal dari pekerjaan, percintaan, keluarga atau hal pribadi lainnya.
Karena itu, solusi dari burnout adalah resign. Namun kenyataannya, sulitnya mencari pekerjaan malah membuat burnout syndrome berubah menjadi depresi. Nah, solusi yang tidak solutif bukan? Lantas apa yang harus dilakukan?
Sebelum memutuskan resign, ubahlah pola pikirmu tentang pekerjaan yang tengah kamu jalani. Kamu bisa mulai dari mencari sisi positif dalam pekerjaan, berteman dengan rekan kerja, manfaatkan cuti dan lakukan workout.
Workout yang Mampu Meredakan Burnout Lebih Cepat
Workout disebut mampu meredakan burnout dengan baik. Ya, karena intinya semua jenis olahraga mampu membantu mengurangi stress. Namun diantara berbagai jenis gerakan olahraga, ada dua yang disebut memiliki efektivitas yang tinggi dalam meredakan burnout yakni HIIT dan latihan kekuatan.
- HIIT (High Intensity Interval Training)
Latihan olahraga dengan intens disebut mampu membangun kekuatan mental untuk mengatasi stress dan berbagai tantangan lainnya. Selain stress, HIIT juga mampu mengurangi kecemasan. Ketika berolahraga, otak akan berhenti berpikir berlebihan terkait hal lain. Satu hal yang dipikirkan hanya pada tugas yang dihadapi ketika melakukan olahraga tersebut.
Salah satu yang menjadikan HIIT menarik adalah latihannya yang cepat sehingga bisa disesuaikan dengan jadwal aktivitas yang padat. Dalam manajemen stress, latihan yang dianjurkan adalah jenis latihan yang fokus terhadap pengkondisian tubuh. Jadi pikiran mampu lebih fokus karena kamu menempatkannya pada lingkungan yang proprioseptif. Beberapa alat peralatan fungsional yang bisa digunakan antara lain tali TRX, kettlebell dan dumbbell. - Latihan kekuatan
Dalam sebuah studi ditemukan bahwa seseorang yang melakukan latihan kekuatan secara teratur membantunya mengatasi kecemasan beserta gejala kekhawatiran. Selain itu banyak bukti yang menyebutkan jika berolahraga mampu mendukung kesehatan mental. Khususnya olahraga yang jenisnya latihan kekuatan.
Seseorang yang rutin berolahraga mampu membangun kepercayaan dirinya dengan lebih baik, membantu tubuh untuk bisa rileks, memperbaiki mood serta meningkatkan kualitas tidur.
Tips Redakan Burnout Dengan Melakukan Workout
Untuk memaksimalkan manfaat dari dua olahraga diatas, kamu bisa mengkombinasikannya dan lakukan keduanya secara mandiri dirumah. Misal untuk latihan HIIT, kamu membutuhkan set dumbbell ringan, set dumbbell sedang dan satu buah matras yoga atau fitness. Kamu juga bisa menggunakan tali TRX. Namun jika tidak ada kamu bisa menggunakan alternative lainnya.
Lantas gerakan apa yang dianjurkan?
-
- Dumbbell dead bug
Posisikan tubuh dalam keadaan terlentang dengan dumbbell berada di masing-masing tangan. Lalu posisikan dumbbell saling berhadapan di atas dada sambil kaki diangkat membentuk sudut 90 derajat.
Setelah itu gerakan kaki kiri kedepan dan disaat bersamaan pindahkan lengan kanan ke atas kepala. Kembali ke posisi awal dan lakukan pada sisi satunya. - Beast
Tahan posisimu diatas meja dengan pergelangan tangan, bahu dan siku yang sejajar. Posisikan pula lutut dan pinggul ditumpuk.
Kemudian mulailah mengangkat lutut dari tanah dan tekan keluar. Tahan posisi ini selama 5 detik. Kembali ke posisi yang sama dan lakukan repetisi. - TRX push up
Pertama, tempatkan tangan pada pegangan TRX dalam posisi lengan yang lurus. Lantas turunkanlah tubuh dengan perlahan hingga membentuk sudut 45 derajat. Tetap jaga siku agar sejajar dengan tulang rusuk. Lalu dorong lengan agar kembali ke posisi awal.
Bagaimana jika tidak memiliki TRX? Kamu bisa meletakkan tangan pada tepian sofa, kursi atau bangku sebagai ganti TRX. - Renegade Row
Posisikan tubuh dalam posisi push up dengan bahu sejajar dengan kaki selebar matras. Ambil dan pegang dumbbell menggunakan tangan masing-masing. Mulailah menarik tangan hingga saku belakang, lalu kembali ke posisi semula. Ulangi gerakan tersebut dan jangan lupa lakukan hal yang sama dengan sisi satunya. - Skier swing
Posisikan tubuh dalam keadaan berdiri dengan memegang dumbbell seperti memegang palu. Posisikan lengan di belakang dengan tubuh sedikit membungkuk dan jaga agar bahu dan lengan dalam posisi yang sejajar. Dorong dumbbell kedepan hingga setinggi bahu sambil mendorong pinggul hingga tubuh dalam posisi tegak. Ulangi gerakan ini. - Dumbbell front raise lateral lunge
Berdirilah dengan kaki rapat dengan satu dumbbell di sisi kiri. Angkat lengan kiri kedepan dengan posisi telapak tangan yang menghadap ke arah atas. Kembali lagi ke posisi awal dan ulangi lagi pada sisi yang sama kisaran 25 detik. Setelah itu gantilah ke arah yang lain. - Burpee
Inti dari gerakan ini adalah kombinasi antara push up dengan squat jump. Jadi posisikan tubuh dalam keadaan berbaring dengan tangan yang bertumpu di bawah bahu. Ratakan telapak tangan dan jaga 10 jari kaki menempel ke lantai.
Gerakkan tubuh ke posisi push up setelah itu lompat berganti ke posisi jongkok. Setelah itu kembalikan pada posisi awal dan ulangi. Perlu diingat, latihan burpee dilakukan terus-menerus tanpa jeda sehingga latihan ini bisa sangat melelahkan. - Forearm plank
Posisikan tubuh dalam posisi push up, lalu perlahan turunkan lengan bawah. Rasakan pada posisi ini agar otot dada, glutes, paha, dan punggung terlibat. Jika kamu merasakan salah satu diantara beberapa otot tersebut ada yang tidak terlibat. Kembalilah pada posisi awal dan ulangi lagi.
- Dumbbell dead bug
Lakukan beberapa latihan tersebut masing-masing selama 1 menit. Atur timer di setiap 50 detik dari setiap latihan, kita menggunakan waktu 10 menit untuk istirahat. Lantas lakukan pemulihan selama 30 detik diantara 1 atau 2 set untuk pemula dan 3 atau 4 set untuk tingkat lanjut. Lakukan peningkatan level latihan ketika kamu telah mencapai 3 hingga 4 latihan.
Diatas adalah tips redakan burnout dengan melakukan workout. Selain melakukan workout ada beberapa hal lain yang juga perlu dilakukan. Misalnya memperbaiki kualitas tidur dan memprioritaskan perawatan diri. Jangan lupa untuk memperbanyak istirahat dan tidur cukup. Semua hal diatas jika dilakukan dengan benar tentu mampu membuatmu lebih fresh dan lebih siap dalam menghadapi tantangan kerja.
Namun jika semua hal tersebut tidak kunjung meredakan burnout, solusinya adalah resign. Tapi pastikan kamu telah menyiapkan alternative pekerjaan terlebih dulu sebelum memutuskan resign mengingat mencari pekerjaan sekarang ini cukup sulit.