“Coach, kadar lemak Coach di foto ini berapa?”
Sering saya mendapatkan pertanyaan ini melalui email, BBM, atau media sosial saya pribadi atau media sosial Fitness Indonesia. Dan jawaban saya biasanya terdiri dari 2 angka. Seperti foto di samping, 4% dan 13%. Dengan metode biosignature Poliquin, 4%. Dengan metode BIA (Bioimpedance analysis) 13%. Menurut anda, lebih akurat yang 4% atau 13%? Exactly, 4%
Kenapa bisa berbeda jauh seperti itu? Simple saja. Karena BIA tidaklah akurat sehingga segala pengukuran kadar lemak dengan metode ini (yang sayangnya sangat sering digunakan umum, seperti di gym publik atau di rumah dengan “timbangan pengukur kadar lemak”) bisa dibilang omong kosong dan tidak perlu dipedulikan
Mengapa begitu?
Metode pengukuran lemak “Bioimpedance analysis” atau sering juga disebut “Bioelectrical Impedance analysis” adalah sebuah metode pengukuran lemak dimana sebuah aliran listrik kecil akan dialirkan dari salah satu tangan anda ke tangan lainnya atau dari salah satu tumit anda ke tumit lainnya, melalui tubuh anda (karena itu alat “pengukur lemak” seperti ini mengharuskan anda memegang atau menginjak bagian yang mengkilap karena dari dan ke situlah aliran listriknya). Alat ini akan mengukur hambatan listrik tubuh anda dengan asumsi massa otot dan massa lemak memiliki hambatan listrik yang berbeda. Dengan begitu, perbedaan pada hambatan listrik tubuh anda secara menyeluruh bisa digunakan sebagai dasar perkiraan kadar lemak tubuh.
Sayangnya, metode ini sangat mudah dipengaruhi atau dimanipulasi dengan kadar hidrasi tubuh. Di tahun 1998, sebuah studi mengenai metode ini, yang dipimpin oleh Saunders, memperlihatkan bagaimana kondisi tubuh yang dehidrasi, seperti ketika baru bangun tidur atau sehabis “berjemur” atau “berkeringat” entah karena apapun itu (sinar matahari, sauna, atau kardio) bisa menurunkan hasil perhitungan sebanyak 2% (Mungkin tidak berjemur atau sauna selama 30-60 menit menurunkan kadar lemak 2%? Berarti dengan berjemur atau sauna rutin, orang obese dengan kadar lemak +20% bisa memiliki perut six pack dan ikut kontes binaraga dalam 2 minggu!!). Sebaliknya, dengan meminum banyak air (air putih loh! Bukan teh/kopi manis) dan menghidrasi tubuh, kadar lemak pun bisa meningkat sebesar 2% (Mungkin gak minum air putih yang kalorinya 0 bikin gemuk dalam sekejap? Damn!).
Apa inti dari pembahasan singkat ini? Pengukuran kadar lemak “modern nanggung” dengan alat canggih-nanggung dan metode Bioelectrical impedance bukanlah sebuah ukuran yang perlu anda perhatikan. Apabila memang anda ingin mendapatkan pengukuran kadar lemak yang lebih akurat, anda antara harus ke level canggih beneran, seperti DEXA atau underwater weighing, atau ke level “old-fashion” beneran, yaitu dengan caliper, seperti metode biosignature Charles Poliquin yang saya gunakan untuk klien-klien program gym Fitness Indonesia dan ikuti programnya di GYM Fitness Kelapa Gading. Temukan pelatih yang berpengalaman di bidangnya